Wednesday, September 11, 2019

Refleksi Mata Kuliah Pendidikan Matematika Kontemporer (6 September 2019)

Dosen: Prof. Dr. Darhim, M.Si.

Pembahasan tentang mata kuliah pendidikan matematika kontemporer tidak dapat dipisahkan dengan pembelajaran matematika kontemporer. Lalu apa itu kontemporer?  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kontemporer berarti pada waktu yang sama; semasa; sewaktu; pada masa kini; dewasa ini. Jadi bisa dikatakan bahwa pembelajaran kontemporer adalah pembelajaran yang mngacu pada tuntutan yang berlaku saat ini. Kalau dilihat dari perkembangan zaman, maka pembelajaran yang mengakomodasi tutuntutan era industri 4.0.
Lalu kenapa kita perlu belajar pembelajaran kontemporer?
Pertama, adanya model atau pendekatan pembelajaean yang walau tidak baru, tetapi masik eksis/ada yang dianggap masih bisa mengakomodasi siswa sebagai subjek pembelajaran. Kedua, tuntutan kompetensi peserta didik setelah belajar semakin beragam dan harus mengakomodasi tuntutan perkembangan zaman. Ketiga, belajar di era revolusi industri 4.0 memungkinkan peserta didik untuk belajar secara otodidak. Peserta didik dapat memperoleh ilmu pengetahuan dari berbagai sumber. Pengetahuan yang dimiliki pendidik sangat terbatas. Masih ada pengetahuan yang tak terhingga di luar sana. Peserta didik dapat belajar dari masyarakat, internet, teman sebaya, dll. Keempat, memberi pengetahuan dan membangun pengetahuan hakekatnya berbeda. Dalam belajar, hakekatnya adalah membangun pengetahuan. Dalam belajar, ada nuansa baru yang berbeda yang dinamakan inovasi.
Pembelajaran kontemporer identik dengan pembelajaran yang memiliki inovasi yang lain dari apa yang sudah ada di buku atau sumber lain.
Isu-isu kontemporer di area pembelajaran diantaranya adalah revolusi industri 4.0, problem solving, 4C, dan HOTS (Higher Order Thinking Skill). Bicara tentang HOTS, di beberapa periode ujian nasional telah memuat soal-soal HOTS. Soal-soal yang mengukur HOTS tidak berarti soal-soal yang sulit. Soal-soal HOTS memiliki ciri-ciri yang pertama adalah bahwa konteks yang diberikan merupakan konteks sehari-hari peserta didik. Kedua, tipe soalnya tidak seperti soal-soal yang ada di buku-buku ata sumber mainstream lainnya atau disebut juga bahwa soal-soal HOTS bukanlan soal yang non rutin. Ketiga, soal HOTS memungkinkan untuk menghasilkan variasi jawaban/open enden. Variasi dapat berupa variasi dalam jawaban akhir maupun variasi dalam solusi penyelesaian soal.

No comments:

Post a Comment