Thursday, September 12, 2019

Refleksi Perkuliahan Strategi dan Perencanaan Pembelajaran Matematika (12 September 2019)

Dosen: Prof. Dr. H. Tatang Herman, M.Ed.

Mata kuliah strategi dan perencanaan pembelajaran matematika barangkali adalah mata kuliah yang baru bagi mahasiswa dengan latar belakang pendidikan non kependidikan. Karena latar belakang mahasiswa berbeda dilihat dari pendidikan dan mata kuliah atau sekolah yang diampu maka perlakuan terhadap mahasiswa berupa tugas-tugaspun disesuaikan dengan latar belakang mahasiswa. Untuk itu dengan mereview teori belajar dan mengajar secara psikologis dan filosofis menjadi perlu dilakukan. Mata kuliah ini membahas tentang pembelajaran di sekolah. Membelajarkan bagaimana guru membelajarkan peserta didik pada konteks sekolah walaupun sejatinya dalam merencanakan dan menentukan strategi pembelajaran tidaklah sesederhana yang dibayangkan. Output perkuliahan ini adalah mahasiswa mampu mengkonstruksi desain atau strategi pembelajaran. Bagi mahasiswa yang mengajar di LPTK baiknya mendesain pembelajaran untuk matematika sekolah walaupun tidak dapat dipungkiri juga dapat mendesain pembelajaran untuk matematika di perguruan tinggi.
Berikut adalah beberapa bukti betapa complicatednya proses perencanaan dan strategi pembelajaran matematika. Pertama, dalam menentukan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran terdiri atas tujuan kurikuler yang diantaranya meliputi kompetensi inti, kompetensi dasar, kriterian ketuntasan minimum, dan instilah-istilah lainnya. Selain kurikuler, tujuan pembelajaran matematika juga memuat tujuan yang terkait dengan substansi matematika yang meliputi kemahiran kematematikaan siswa. Ketika siswa belajar matematika terdapat kemampuan-kempuan yang juga perlu dikembangkan. Diantaranya adalah kemampuan pemecahan masalah, penalaran dan pembuktian, komunikasi, koneksi, dan representasi. Dalam menentukan tujuan pembelajaran harus mengintegrasikan, mengkombinasikan, dan memadukan dua  tujuan tersebut.
Kedua, dalam praktik belajar mengajar di kelas. Dalam proses tersebut melibatkan 3 komponen utama, guru, peserta didik, dan materi matematika. Siswa di suatu kelas memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Guru harus memandang perbedaan-perbedaan tersebut. Pengetahuan guru tentang informasi dan latar belakang akademik maupun non akademik. Untuk itu guru perlu memandang siswa secara individu, bukan secara kolektif (kelas). Dari segi guru, kompetensi menjadi syarat mutlak untuk mebelajarkan matematika secara baik.  Dari segi hubungan antara guru dan siswa, guru perlu mendesain interaksi yang optimal agar kegiatan membelajarkan siswa untuk belajar terlaksana secara maksimal.
Ketiga, dalam melakukan penilaian pembelajaran. Penilaian pembelajaran tidak hanya dilakukan di akhir pembelajaran, namun penilaian dalam proses pembelajaran juga ditekankan. Selain itu ranah penilaiannya tidak hanya penilaian pengetahuan, namun juga memuat penilaian sikap (spiritual dan sosial) dan keterampilan.
Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan strategi pembelajaran.
1. Pembelajaran merupakan proses yang memerlukan peran aktif pembelajar
2. Semakin banyak indra yang dilibatkan dalam belajar, semakin baik pembelajaran yang dilaksanakan
3. Emosi memiliki kekuatan untuk meningkatkan ingatan dan pembelajaran
4. Pembelajaran akan bermakna apabila dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari
5. Belajar tidak hanya mengingat, namun lebih dari itu
6. Pembelajaran yang terintegrasi lebih efektif daripada pembelajaran yang dilakukan tanpa mengaitkan dengan materi dan strategi lain.
Pembelajaran matematika sangat erat kaitannya dengan proses berfikir yang melibatkan otak manusia. Penelitian yang dilakukan Wolfe (2001) tentang otak menunjukkan bahwa:
1. Tanpa perhatian yang fokus, seorang siswa hanya mampu menyimpan informasi tersebut dalam otak selama 15 s.d. 20 detik saja.
2. Proses belajar merupakan proses membangun simpul-simpul saraf.
3. Otak kita mengalami kesulitan memahami angka yang sangat besar karena kita tidak memiliki pengalaman untuk menghubungkannya
4. Mata mengandung hampir 70 persen reseptor sensorik tubuh dan mengirim jutaan sinyal setiap detik di sepanjang saraf optik ke pemrosesan visual otak
Dalam menentukan strategi pembelajaran, berikut adalah hasil penelitian tentang tubuh/pikiran/otak manusia.
1. Melibatkan siswa dalam kontek dunia nyata
2. Menggunakan aktivitas projek untuk meningkatkan pemahaman dan motivasi
3. Visual adalah alat yang powerful
4. Mnemonic strategies, yaitu mengingat sesuatu dengan memberikan atau mengalihkan ke konteks yang lebih sederhana. Misalnya untuk menghafalkan warna pelangi, siswa menghafal MeJiKuHiBiNiU untuk mengingat merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.


No comments:

Post a Comment